MAKALAH LANDASAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik,
hidayah dan inayahnya kepada kita sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dalam keadaan sehat walafiat.
Makalah ini digunakan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan.
Sehubungan dengan
penulisan makalah ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun penyusun harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Lumajang, 25 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... .... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... .... iii
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang........................................................................ .... 1
b. Rumusan Masalah................................................................... .... 2
c. Tujuan Masalah........................................................................ .... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kurikulum dan Landasan
a. Pengertian Kurikulum.............................................................. 3
b. Pengertian Landasan............................................................... 4
B. Landasan Pengembangan
Kurikulum PAI.................................. 5
BAB
III PENUTUP
a. Kesimpulan.............................................................................. .... 9
b. Saran........................................................................................ .... 9
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Pendidikan
Agama Islam merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh pendidikan. Tanpa adanya Pendidikan Agama Islam proses
pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik, karena dalam pendidikan agama
islam mencetak peserta didik berakhlakul karimah dan mentaati segala peraturan
perundang undangan di indonesia. Mengingat saat ini banyak dari siswa dan
mahasiswa yang bertawuran dan melanggar etika dan juga undang undang Negara,
bahkan pelecehan sekssualpun banyak di lakukan oleh remaja yang tak lain semua
itu terdiri dari pelajar dan mahasiswa maka dianggap penting adanya pendidikan
agama islam masuk sebagai kurikulum dalam pendidikan, khususnya kurikulum PAI
di Sekolah.
Penyusunan
kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
tersebut sama-sama membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan
pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum
yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal dalam
pendidikan.
Agar tujuan dari suatu kurikulum
PAI di sekolah dapat benar-benar tercapai, maka perlu adanya suatu pengembangan
kurikulum yang berdasarkan pada landasan-landasan serta prinsip-prinsip yang
berlaku. Hal ini mengingat bahwa suatu kurikulum tersebut diharapkan dapat
memberikan landasan dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa
secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat
serta dapat menjadi siswa yang beriman dan bertakwa.
b.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan Kurikulum ?
2. Apa yang dimaksud dengan Landasan ?
3. Apa saja landasan pengembangan
kurikulum PAI ?
c. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dari Kurikulum.
2.
Mengetahui pengertian dari Landasan.
3.
Mengetahui apa saja landasan
pengembangan kurikulum PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum dan Landasan
a.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum, dalam
bahasa Inggris curriculum yang berasal dari bahasa Yunani curere yang
berarti “berlari”. Artinya: a runway, a course which one runs to
reach a goal, as in race, yaitu suatu jalan, tempat berlari. Jalan
itu merupakan acuan di mana orang harus berlari di situ agar dapat dicapai
tujuan yang diinginkan.[1]
Menurut Pendapat Oemar
Hamalik mengatakan “curriculum is interpreted to mean
all of the organized courses, activities and experiences which pupils have
underdirection of the school, whether in classroom or not”. Artinya:
kurikulum dimaksudkan semua kegiatan dan pengalaman yang terorganisir yang dimiliki
peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.[2]
Sejalan dengan pendapat
di atas, definisi kurikulum seperti yang dikatakan oleh Harold Alberty dan John
Kerr yang dikutip oleh S. Nasution, “The curriculum of school is all the
experiences that have under the guidance of the school”.[3]
Yaitu segala pengalaman anak di sekolah adalah di bawah bimbingan sekolah. Hal
ini sejalan pula dengan pendapat Foshay, yang menyatakan bahwa all the
experiences a learner has under the guidance of the school.
Menurut Pendapat William C. Bagley megatakan “(the curriculum) is a
storehouse of organized race experience, conserved (until) needed in the
constructive solution of new and antired problems”. Selanjutnya menurut
Saylor, Alexander dan Lewis menganggap bahwa kurikulum sebagai segala upaya
sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah, maupun di luar sekolah.
Dalam pengertian ini,
segala pengalaman yang dialami anak termasuk kurikulum. Kurikulum tidak hanya terbatas
pada pengalaman dan pengetahuan anak dalam kelas atas pelajaran-pelajaran yang
diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Jadi, kurikulum merupakan
hal yang menentukan atau setidaknya dapat mengantisipasi sesuatu yang akan
terjadi.
b.
Pengertian Landasan
Pengertian
landasan Menurut Hornby dalam “The anvance leaner’s dictionaru of current
English” mengemukakan definisi landasan sebagai berikut : “faoudation ….
that on which an idea or belief rest an underlying principle’s as the foundations
of religious belie the basis or starting point…”. Jadi menurut Hornby,
landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu
prinsip yang mendasari sesuatu. [4]
B. Landasan
Pengembangan Kurikulum PAI
Landasan Pengembangan kurikulum PAI
di sekolah, pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau
merencanakan suatu kurikulum lembaga pendidikan. Landasan-landasan
tersebut antara lain :
1. Landasan Agama
Dalam
mengembangkan kurikulum sebaiknya berlandaskan pada Pancasila terutama sila ke
satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing individu. Dalam kehidupan, dikembangkan sikap saling menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan
yang berbeda-beda, sehingga dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.[5]
2. Landasan Filsafat
Filsafat
pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok, yaitu cita-cita masyarakat dan
kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat. Filsafat adalah cinta
pada kebijaksanaan (love of wisdom). Agar seseorang dapat berbuat bijak, maka
harus berpengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir
secara sistematis, logis dan mendalam. Filsafat dipandang sebagai induk segala
ilmu karena filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia yaitu meliputi
metafisika, epistimologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.[6]
3. Landasan Psikologi Belajar
Kurikulum
belajar mengetengahkan beberapa teori belajar yang masing-masing menelaah
proses mental dan intelektual perbuatan belajar tersebut. Kurikulum yang
dikembangkan sebaiknya selaras dengan proses belajar yang dilakukan oleh siswa
sehingga proses belajarnya terarah dengan baik dan tepat.[7]
Teori belajar dijadikan
dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan demikian ada hubungan yang erat
antara kurikulum dengan psikologi belajar dan psikologi anak.
Para ahli pengembangan
kurikulum selalu menjadikan anak sebagai salah satu pokok pemikiran, agar anak
dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan, dapat mengubah sikapnya,
dapat menerima norma-norma dan dapat menguasai sejumlah keterampilan. Persoalan
yang penting ialah bagaimana anak itu belajar, dalam keadaan yang bagaimana
pelajaran itu memberi hasil yang sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat
direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang efektif terhadap suatu proses
yang pelik dan komplek tersebut, maka timbullah berbagai teori belajar.[8]
4. Landasan Sosial-budaya
Nilai
sosial-budaya dalam masyarakat bersumber dari hasil karya akal budi manusia,
sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, dan melestarikannya manusia
menggunakan akalnya. Setiap masyarakat memiliki adat istiadat, aturan-aturan,
dan cita-cita yang ingin dicapai dan dikembangkan. Dengan adanya kurikulum di
sekolah diharapkan pendidikan dapat memperhatikan dan merespon hal-hal
tersebut.[9]
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat heterogen di tiap daerah
dan masyarakatnya. Oleh sebab itu, masyarakat merupakan suatu faktor yang
begitu penting dalam penggembangan kurikulum sehingga aspek sosiologis
dijadikan salah satu asas. Dalam hal ini pun kita harus menjaga, agar asas ini
jangan terlampau mendominasi sehingga timbul kurikulum yang berpusat pada
masyarakat atau “ society centered curriculum “.[10] Di Indonesia belum
tertuju kearah itu, tetapi perhatian terhadap perkembangan kebudayaan yang ada
di masyarakat sudah diwujudkan dalam bentuk kurikulum muatan lokal di tiap
daerah. Dengan dijadikannya sosiologis sebagai landasan pengembangan kurikulum,
maka peserta didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
5. Landasan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Landasan ini berkenaan
dengan perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Salah satu ciri
dari masyarakat adalah selalu berkembang. Masyarakat yang berkembang karena
dipengaruhi perkembangan ilmu dan tekhnologi, yang memiliki pengaruh yang cukup
kuat pada pengembangan kurikulum, terutama teknologi industri, transportasi,
komunikasi, telekomunikasi dan elektronik yang menyebabkan masyarakat
berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka, masyarakat informasi dan
global. Perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan setiap individu warga
masyarakat, mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan bahkan pola-pola hidup mereka.[11]
Dengan IPTEK sebagai
landasan, peserta didik diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan kesenian sesuai dengan sistem nilai, kemanusiawian
dan budaya bangsa.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kurikulum,
dalam bahasa Inggris curriculum yang berasal dari bahasa Yunani curere
yang berarti “berlari”. Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
terorganisir yang dimiliki peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
Landasan
adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip
yang mendasari sesuatu. Untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan haruslah
memiliki landasan yang kuat dalam menjalankannya.
Landasan –
Landasan pengembangan kurikulum PAI diantaranya landasan agama, landasan
filsafat, landasan psikologi belajar, landasan social-budaya, dan landasan
IPTEK.
b.
Saran
Dalam
makalah ini tentulah banyak sekali kekurangan – kekurangan yang ada didalamnya.
Diharapakan kritik dan saran yang membangun dalam makalah ini sangat dibutuhkan
oleh penyusun.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution.1993.Pengembangan Kurikulum.Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti
Muhaimin. 2010. Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara, 2001
Hamalik, Oemar. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008
Ansyar, Muhammad.1989.Dasar Dasar Perkembangan Kurikulum.Jakarta:
P2LPTK
http://nanozuko.blogspot.com/2012/02/landasan-pengembangan-kurikulum-pai-di.html
http://wayqodratullahs.blogspot.com/2012/05/pai-di-sekolah-2-landasan-pai-di.html
[1]
Isfandi
Muchtar, Kurikulum Sebagai Acuan Tingkah Laku Belajar, Diktat, 1995,
hlm. 1.
[2]
Oemar
Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.
18.
[3]
S.
Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Sinar Aditya Bakti, 1993),
hlm. 10.
[4]
http://ifasyifasyarifah14.blogspot.com/2013/03/
[5] Ibid,
hlm 68.
[6]
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), hlm 20.
[7] Oemar
Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm 58
[8]
Ibid.hlm:56-63
[9] Muhammad
Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Konsep dan Inovasi.
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 45.
[10]
Abdul Madjid dan Dian
Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi kurikulum 2004.hlm 56-63
[11]
Abdul Madjid dan Dian
Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi kurikulum 2004.hlm 56-63
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik,
hidayah dan inayahnya kepada kita sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dalam keadaan sehat walafiat.
Makalah ini digunakan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan.
Sehubungan dengan
penulisan makalah ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun penyusun harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Lumajang, 25 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... .... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... .... iii
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang........................................................................ .... 1
b. Rumusan Masalah................................................................... .... 2
c. Tujuan Masalah........................................................................ .... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kurikulum dan Landasan
a. Pengertian Kurikulum.............................................................. 3
b. Pengertian Landasan............................................................... 4
B. Landasan Pengembangan
Kurikulum PAI.................................. 5
BAB
III PENUTUP
a. Kesimpulan.............................................................................. .... 9
b. Saran........................................................................................ .... 9
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Pendidikan
Agama Islam merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh pendidikan. Tanpa adanya Pendidikan Agama Islam proses
pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik, karena dalam pendidikan agama
islam mencetak peserta didik berakhlakul karimah dan mentaati segala peraturan
perundang undangan di indonesia. Mengingat saat ini banyak dari siswa dan
mahasiswa yang bertawuran dan melanggar etika dan juga undang undang Negara,
bahkan pelecehan sekssualpun banyak di lakukan oleh remaja yang tak lain semua
itu terdiri dari pelajar dan mahasiswa maka dianggap penting adanya pendidikan
agama islam masuk sebagai kurikulum dalam pendidikan, khususnya kurikulum PAI
di Sekolah.
Penyusunan
kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
tersebut sama-sama membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan
pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum
yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal dalam
pendidikan.
Agar tujuan dari suatu kurikulum PAI di sekolah dapat benar-benar tercapai, maka perlu adanya suatu pengembangan kurikulum yang berdasarkan pada landasan-landasan serta prinsip-prinsip yang berlaku. Hal ini mengingat bahwa suatu kurikulum tersebut diharapkan dapat memberikan landasan dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat serta dapat menjadi siswa yang beriman dan bertakwa.
b.
Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan Landasan ?
3. Apa saja landasan pengembangan kurikulum PAI ?
c. Tujuan
2. Mengetahui pengertian dari Landasan.
3. Mengetahui apa saja landasan pengembangan kurikulum PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum dan Landasan
a.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum, dalam
bahasa Inggris curriculum yang berasal dari bahasa Yunani curere yang
berarti “berlari”. Artinya: a runway, a course which one runs to
reach a goal, as in race, yaitu suatu jalan, tempat berlari. Jalan
itu merupakan acuan di mana orang harus berlari di situ agar dapat dicapai
tujuan yang diinginkan.[1]
Menurut Pendapat Oemar
Hamalik mengatakan “curriculum is interpreted to mean
all of the organized courses, activities and experiences which pupils have
underdirection of the school, whether in classroom or not”. Artinya:
kurikulum dimaksudkan semua kegiatan dan pengalaman yang terorganisir yang dimiliki
peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.[2]
Sejalan dengan pendapat di atas, definisi kurikulum seperti yang dikatakan oleh Harold Alberty dan John Kerr yang dikutip oleh S. Nasution, “The curriculum of school is all the experiences that have under the guidance of the school”.[3] Yaitu segala pengalaman anak di sekolah adalah di bawah bimbingan sekolah. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Foshay, yang menyatakan bahwa all the experiences a learner has under the guidance of the school.
Menurut Pendapat William C. Bagley megatakan “(the curriculum) is a
storehouse of organized race experience, conserved (until) needed in the
constructive solution of new and antired problems”. Selanjutnya menurut
Saylor, Alexander dan Lewis menganggap bahwa kurikulum sebagai segala upaya
sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah, maupun di luar sekolah.
Dalam pengertian ini,
segala pengalaman yang dialami anak termasuk kurikulum. Kurikulum tidak hanya terbatas
pada pengalaman dan pengetahuan anak dalam kelas atas pelajaran-pelajaran yang
diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Jadi, kurikulum merupakan
hal yang menentukan atau setidaknya dapat mengantisipasi sesuatu yang akan
terjadi.
b.
Pengertian Landasan
Pengertian landasan Menurut Hornby dalam “The anvance leaner’s dictionaru of current English” mengemukakan definisi landasan sebagai berikut : “faoudation …. that on which an idea or belief rest an underlying principle’s as the foundations of religious belie the basis or starting point…”. Jadi menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu. [4]
B. Landasan
Pengembangan Kurikulum PAI
Landasan Pengembangan kurikulum PAI
di sekolah, pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau
merencanakan suatu kurikulum lembaga pendidikan. Landasan-landasan
tersebut antara lain :
1. Landasan Agama
Dalam
mengembangkan kurikulum sebaiknya berlandaskan pada Pancasila terutama sila ke
satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing individu. Dalam kehidupan, dikembangkan sikap saling menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan
yang berbeda-beda, sehingga dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.[5]
2. Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok, yaitu cita-cita masyarakat dan kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat. Filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan (love of wisdom). Agar seseorang dapat berbuat bijak, maka harus berpengetahuan, pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir secara sistematis, logis dan mendalam. Filsafat dipandang sebagai induk segala ilmu karena filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia yaitu meliputi metafisika, epistimologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.[6]
3. Landasan Psikologi Belajar
Kurikulum
belajar mengetengahkan beberapa teori belajar yang masing-masing menelaah
proses mental dan intelektual perbuatan belajar tersebut. Kurikulum yang
dikembangkan sebaiknya selaras dengan proses belajar yang dilakukan oleh siswa
sehingga proses belajarnya terarah dengan baik dan tepat.[7]
Teori belajar dijadikan
dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan demikian ada hubungan yang erat
antara kurikulum dengan psikologi belajar dan psikologi anak.
Para ahli pengembangan
kurikulum selalu menjadikan anak sebagai salah satu pokok pemikiran, agar anak
dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan, dapat mengubah sikapnya,
dapat menerima norma-norma dan dapat menguasai sejumlah keterampilan. Persoalan
yang penting ialah bagaimana anak itu belajar, dalam keadaan yang bagaimana
pelajaran itu memberi hasil yang sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat
direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang efektif terhadap suatu proses
yang pelik dan komplek tersebut, maka timbullah berbagai teori belajar.[8]
4. Landasan Sosial-budaya
Nilai
sosial-budaya dalam masyarakat bersumber dari hasil karya akal budi manusia,
sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, dan melestarikannya manusia
menggunakan akalnya. Setiap masyarakat memiliki adat istiadat, aturan-aturan,
dan cita-cita yang ingin dicapai dan dikembangkan. Dengan adanya kurikulum di
sekolah diharapkan pendidikan dapat memperhatikan dan merespon hal-hal
tersebut.[9]
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat heterogen di tiap daerah
dan masyarakatnya. Oleh sebab itu, masyarakat merupakan suatu faktor yang
begitu penting dalam penggembangan kurikulum sehingga aspek sosiologis
dijadikan salah satu asas. Dalam hal ini pun kita harus menjaga, agar asas ini
jangan terlampau mendominasi sehingga timbul kurikulum yang berpusat pada
masyarakat atau “ society centered curriculum “.[10] Di Indonesia belum
tertuju kearah itu, tetapi perhatian terhadap perkembangan kebudayaan yang ada
di masyarakat sudah diwujudkan dalam bentuk kurikulum muatan lokal di tiap
daerah. Dengan dijadikannya sosiologis sebagai landasan pengembangan kurikulum,
maka peserta didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
5. Landasan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Landasan ini berkenaan
dengan perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Salah satu ciri
dari masyarakat adalah selalu berkembang. Masyarakat yang berkembang karena
dipengaruhi perkembangan ilmu dan tekhnologi, yang memiliki pengaruh yang cukup
kuat pada pengembangan kurikulum, terutama teknologi industri, transportasi,
komunikasi, telekomunikasi dan elektronik yang menyebabkan masyarakat
berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka, masyarakat informasi dan
global. Perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan setiap individu warga
masyarakat, mempengaruhi pengetahuan, kebiasaan bahkan pola-pola hidup mereka.[11]
Dengan IPTEK sebagai landasan, peserta didik diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian sesuai dengan sistem nilai, kemanusiawian dan budaya bangsa.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kurikulum,
dalam bahasa Inggris curriculum yang berasal dari bahasa Yunani curere
yang berarti “berlari”. Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
terorganisir yang dimiliki peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
Landasan
adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip
yang mendasari sesuatu. Untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan haruslah
memiliki landasan yang kuat dalam menjalankannya.
Landasan – Landasan pengembangan kurikulum PAI diantaranya landasan agama, landasan filsafat, landasan psikologi belajar, landasan social-budaya, dan landasan IPTEK.
b.
Saran
Dalam
makalah ini tentulah banyak sekali kekurangan – kekurangan yang ada didalamnya.
Diharapakan kritik dan saran yang membangun dalam makalah ini sangat dibutuhkan
oleh penyusun.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution.1993.Pengembangan Kurikulum.Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti
Muhaimin. 2010. Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara, 2001
Hamalik, Oemar. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008
Ansyar, Muhammad.1989.Dasar Dasar Perkembangan Kurikulum.Jakarta:
P2LPTK
http://nanozuko.blogspot.com/2012/02/landasan-pengembangan-kurikulum-pai-di.html
http://wayqodratullahs.blogspot.com/2012/05/pai-di-sekolah-2-landasan-pai-di.html
[1]
Isfandi
Muchtar, Kurikulum Sebagai Acuan Tingkah Laku Belajar, Diktat, 1995,
hlm. 1.
[2]
Oemar
Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.
18.
[3]
S.
Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Sinar Aditya Bakti, 1993),
hlm. 10.
[4]
http://ifasyifasyarifah14.blogspot.com/2013/03/
[5] Ibid,
hlm 68.
[6]
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), hlm 20.
[7] Oemar
Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm 58
[8]
Ibid.hlm:56-63
[9] Muhammad
Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Konsep dan Inovasi.
(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 45.
[10]
Abdul Madjid dan Dian
Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi kurikulum 2004.hlm 56-63
[11]
Abdul Madjid dan Dian
Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi kurikulum 2004.hlm 56-63
Post a Comment