SEJARAH BADEN POWELL
BAPAK PRAMUKA SEDUNIA
Simak penjelasannya divideo bawah ini.https://youtu.be/6LYDbcF6mGMSejarah Baden Powell yang
menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di
Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord
Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang
kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di
seluruh dunia.
Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron
Baden Powell I yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden
Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama
kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga
dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di
Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta
Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson
masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil,
Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu
kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung
oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Sejak kecil Baden Powell
dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh
teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan
biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Setamat
sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden
Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah
dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering
ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India
(1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V
(1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf
di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896,
memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang
dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
- Saat menjadi pembantu
Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang
hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
- Bersama The Mafeking
Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun
dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan.
Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa pesan
yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
- Mengadakan latihan
bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika
Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to
Scouting' pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara
muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual
laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi
digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to
Scouting', dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah
satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku
tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan.
Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell
menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki
yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting
for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.
Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden
Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan
Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan
Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York.
Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di
Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua
perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather
Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Baden Powell bersama istrinya, Olave SoamesTahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan.
Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri,
Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan
di pemakaman St. Peter, Nyeri.
Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan
berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun
1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan,
ketentaraan, maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang
ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for
the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama
Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To
Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round
the World (1935) dll.
Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World) tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.
Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Sejak kecil Baden Powell
dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh
teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik (piano dan
biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Setamat
sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden
Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah
dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering
ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India
(1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V
(1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf
di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896,
memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang
dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
- Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
- Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
- Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja Dinizulu di Afrika Selatan.
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.
Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan
Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York.
Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di
Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua
perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather
Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri.
Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan
berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun
1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan,
ketentaraan, maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang
ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for
the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama
Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To
Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round
the World (1935) dll.
Post a Comment